.

Changer Deposit & Withdraw

Selasa, 24 Desember 2013

USD: Minggu Lalu Menang Telak, Tahun Depan Makin Hijau?

Dalam wawancara di NBC kemarin (22/12), Direktur IMF Christine Lagarde mengatakan bahwa Amerika Serikat memiliki outlook yang baik untuk tahun 2014. Optimisme ini cukup beralasan. Turunnya angka pengangguran, tapering The Fed, dan kesepakatan anggaran pemerintah, kesemuanya menunjukkan bahwa Amerika 2014 akan lebih baik dari tahun ini, dan memberikan ekspektasi ekonomi yang jauh lebih baik pula. Dengan sendirinya, bila perekonomian lebih baik maka akan menunjukkan prospek nilai USD yang menguat. Apakah Anda juga berpikir demikian?
Pasar Sepi
Setelah kehebohan minggu lalu, pasar trading terakhir untuk tahun 2013 minggu ini akan cenderung sepi. Pasar di Jepang masih tutup untuk hari Senin karena libur dalam rangka hari ulang tahun Kaisar Akihito. Hari ini, giliran Jerman yang libur merayakan Christmas Eve. Namun demikian, AS akan merilis data pesanan Durable Goods dan penjualan rumah baru.
Tanggal 25 Desember libur natal di hampir semua belahan dunia, tetapi presiden BoJ Haruhiko Kuroda justru akan berbicara di Keidanren (Japan Business Federation). Tanggal 26, Australia, New Zealand, Eropa, dan Kanada masih tutup karena Boxing Day, tetapi masih akan ada rilis notulen rapat kebijakan dari BoJ dan laporan pengangguran Amerika Serikat. Rilis data-data berdampak tinggi dari Jepang dan AS akan kembali muncul tanggal 27 untuk menutup tahun 2013.
Dengan outlook seperti itu, besar kemungkinan minggu ini pasar sideways, dengan penguatan maupun pelemahan bergantung pada bagus tidaknya data-data yang dipublikasikan Jepang dan Amerika Serikat.
Politik Ekonomi 2014
Tahun 2014, prospek USD sama cerahnya dengan Amerika Serikat. The Fed telah menyatakan kemungkinan tapering (pemotongan stimulus) lebih lanjut jika pengangguran berkurang. Jika stimulus dipotong lagi maka ini merupakan prospek penguatan USD lebih jauh. Namun, ini bergantung pada Janet Yellen, yang jika mendapat persetujuan kongres pada Januari mendatang, maka akan menggantikan Ben Bernanke sebagai orang nomor satu the Fed. Yellen adalah arsitek utama program stimulus, dan sudah menyatakan bahwa ia akan mempertahankan kebijakan yang sekarang hingga perekonomian sungguh-sungguh membaik. Bloomberg menyebutkan, Ia nampak tidak begitu mengkhawatirkan dampak stimulus terhadap harga-harga aset.
Tetapi yang lebih perlu diwaspadai adalah pertikaian para politisi AS yang bisa mengakibatkan penundaan pelantikan pengganti Bernanke, atau lebih jauh lagi, berdampak pada perekonomian. Christine Lagarde pun mengatakan bahwa Kongres AS harus ‘bertindak dengan tanggung jawab’ dan ‘tidak mengancam perbaikan ekonomi dengan debat lagi’ mengenai apakah AS akan memenuhi kewajiban atau justru mengalami gagal bayar utang pada bulan Februari.
Pendek kata singkat cerita, kami tidak seoptimis Lagarde dalam memandang perekonomian AS. Secara riil, perekonomian mungkin memang sudah berada di jalur yang benar. Akan tetapi, dari data-data yang telah dirilis, bisa dilihat bahwa ekonomi masih rapuh. Selain itu, sebagaimana kita lihat di insiden shutdown, masalah politik sering terbawa-bawa ke ranah ekonomi; dan akibatnya tidak selalu baik. Variabel-variabel ini, bagi pasar forex jauh lebih berpengaruh daripada proyeksi ekonomi jangka panjang.